Sabtu, 07 Desember 2024

Masyarakat Sambut Hangat Antusias Reses Perdana Samsudin



PRAMUDYAFM, LAMPUNG TIMUR -- Anggota DPRD Lampung Timur, Samsuddin  turun langsung ke bawah menemui masyarakat dalam agenda Reses Pertama pasca dilantik menjadi wakil rakyat periode 2024 - 2029.

Kehadiran ketua fraksi DEPAN (Demokrat dan PAN) tentunya disambut hangat dan antusias oleh masyarakat di beberapa desa dan tempat yang telah ditentukan.

Desa pertama dihari pertama yang menjadi lokasi Reses adalah Dono Mulyo, untuk hari kedua desa Mulyo Asri, kecamatan Bumi Agung, selanjutnya dihari ketiga desa Terbanggi Marga Marga.

Banyak aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat mulai dari infrastruktur, lampu penerangan jalan,bantuan alat pertanian, UMKM, kepemudaan, olahraga, tempat ibadah, serta fasilitas umum lainnya.

"Secara garis besar masyarakat menginginkan infrastruktur yang bagus,fasiltas umum yang layak,ketersediaan pupuk bersubsidi serta kestabilan harga komoditas dan lain sebagainya,"jelas Samsuddin kepada awak media(07/12/24).

Lebih lanjut pria yang akrap disapa Pak Adin ini menambahkan semua keluh -kesah dan aspirasi telah dicatat sebagai acuan untuk pembahasan.

"Semua aspirasi telah kita catat dalam satu rangkuman yang nantinya akan saya sampaikan dalam pembahasan. Khusus untuk komoditas seperti singkong yang harganya anjlok akan jadi skala prioritas semua kawan - kawan yang ada di parlemen untuk segera dibahas mencarikan solusi terbaik yang dapat menguntungkan semua pihak,bila perlu kita akan rapat dengan eksekutif, pengusaha serta perwakilan petani singkong yang ada di Lampung Timur,"tambah Pak Adin.

Diketahui Reses merupakan masa rehat anggota DPRD untuk turun langsung dalam menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) masing - masing. (*/Sup )

Sinergi Forkopimcam Sribhawono dan Masyarakat Bantu Warga Terdampak Angin Puting Beliung

Anggota Koramil 429-04/Sribhawono 



PRAMUDYAFM, LAMPUNG TIMUR-- Pasca terjadinya musibah angin puting beliung yang pada hari Kamis (5/12/2024), anggota Koramil 429-04/Sribhawono bersama Forkopimcam dan masyarakat melaksanakan gotong-royong bantu warga yang terdampak musibah tersebut, Jum'at (6 Desember 2024).

Setidaknya ada 69 rumah warga rusak akibat angin kencang yang terjadi di Dusun I,III,IV,VI,dan VIII Desa Srimenanti, Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur. Kerusakan rata-rata pada atap rumah.

Kios toko di pasar desa setempat juga rusak karena angin kencang tersebut. Selain itu, ada pula rumah warga yang rusak akibat tertimpa pohon tumbang.

Sampai dengan saat ini, pemerintahan desa setempat belum bisa menaksir total nilai kerugian akibat bencana tersebut. Dimana hasil pendataan nanti akan dilaporkan ke Pemerintahan Daerah Lampung Timur melalui Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Dandim 0429/Lamtim Letkol Arm Arief Budiman, dalam keterangannya menjelaskan, kemanunggalan TNI-Rakyat sangat penting dalam membantu masyarakat terdampak bencana alam seperti angin puting beliung.

"Banyak hal positif dampak terciptanya kemanunggalan TNI-Rakyat diantaranya, memperkuat hubungan TNI-Rakyat, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat,

memperkuat hubungan TNI-Rakyat, menunjukan kepedulian dan empati, membantu kesiapsiagaan termasuk memulihkan kondisi pasca bencana", jelas Dandim.

Lebih lanjut Dandim menyampaikan, apa yang dilakukan oleh anggota Kodim 0429/Lamtim di wilayah merupakan implementasi dari Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 dijelaskan bahwa selain Operasi Militer Perang (OMP) TNI juga terlibat dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP), salah satunya membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan.

"Intinya kalau kegiatan itu positif bagi masyarakat segera lakukan. Karena hadirnya kita ditengah-tengah masyarakat harus berdampak sekaligus memberikan solusi sekecil apapun itu,"tegas Dandim.

Sumber : pendim0429/lamtim

Kamis, 05 Desember 2024

Wirahadikusumah: Diskusi Publik PWI Rumuskan Langkah Konkret Ciptakan Masa Depan Lampung

 


PRAMUDYAFMBANDARLAMPUNG---Diskusi publik bertajuk "Energi dan Investasi Seimbangkah?", yang digagas Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, mengungkap dilema Provinsi Lampung yang tengah dihadapkan pada tantangan menarik: investasi yang membanjir diiringi kekhawatiran akan ketersediaan energi.  

Acara yang berlangsung di Hotel Horison Bandar Lampung ini menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah hingga kalangan swasta. Kamis (5/12/2024).

Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan (Ekubang) Pemprov Lampung, Zainal Abidin, mewakili Penjabat Gubernur Lampung, Samsudin,  mengungkap potensi energi terbarukan Lampung yang mencapai 7,579 GW.  

Sumber energi seperti panas bumi, surya, angin, dan biomassa, jika dikelola optimal, mampu menjadi penggerak utama perekonomian daerah dan berkontribusi pada ketahanan energi nasional. Namun, pemanfaatannya masih jauh dari maksimal.

Pertumbuhan sektor ekonomi yang pesat, ditandai pembangunan hotel, pusat perbelanjaan, dan industri lainnya, telah meningkatkan kebutuhan energi secara signifikan.  

Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan krisis energi jika tidak segera diatasi.  Ironisnya,  ketimpangan ini justru membuka peluang investasi besar di sektor energi terbarukan.

Ketua PWI Lampung, Wirahadikusumah, mengungkapkan keprihatinan akan potensi krisis listrik di masa depan.  

Informasi dari PT PLN Lampung menunjukkan beban harian dan puncak listrik sudah hampir sama, menimbulkan potensi krisis seperti beberapa tahun lalu.  

Melonjaknya investasi di sektor perhotelan dan rencana pembangunan rumah sakit serta belasan hotel baru di Bandar Lampung semakin memperkuat kekhawatiran ini.

"Investasi sedang banyak masuk, tapi jika energinya tak tersedia, investor akan pergi.  Kami PWI Lampung mendukung investasi, namun ketersediaan energi harus dijamin," tegas Wirahadikusumah.

Ia berharap diskusi ini menghasilkan kolaborasi untuk mendukung kinerja investasi dan ketersediaan energi, termasuk pengembangan energi baru terbarukan yang melimpah di Lampung.

Diskusi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi pengusaha, akademisi, BUMN, dan TNI/Polri, untuk merumuskan langkah konkret dalam menciptakan masa depan Lampung yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.  

Pertanyaan besarnya kini: mampukah Lampung menyeimbangkan laju investasi dengan ketersediaan energi yang memadai?  Jawabannya diharapkan muncul dari kolaborasi semua pihak.(ril/sup)

Babinsa Koramil 429-04/SBW Bantu Warga Terdampak Puting Beliung di Srimenanti



PRAMUDYAFM, LAMPUNG TIMUR -- Musibah angin puting beliung menimpa lingkungan pasar Dusun 1, Desa Srimenanti, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Kamis (05/12/2024) sekira Pukul 16:30 WIB.

Peristiwa angin puting beliung sebelumya sempat diabadikan oleh beberapa pedagang yang masih membuka tokonya, awal mula kejadian angin biasa tidak berselang lama angin semakin membesar disertai hujan dengan intensitas cukup deras.

Danramil 429-04/Sribhawono Lettu Inf Heru Sanyoto membenarkan bahwa diwilayahnya terjadi musibah angin puting beliung.

"Ya memang benar tadi pasca kejadian Babinsa terjun langsung kelokasi serta membuat laporan baik kronologis berikut dokumentasinya," kata Danramil.

Sementara Babinsa Koramil 429-04/Sribhawono Kodim 0429/Lamtim Sertu Joko Imam menuturkan, setelah mendapatkan informasi dari Kadus I pihaknya segera bergegas menuju kelokasi terjadinya musibah tersebut.

"Setibanya dilokasi kejadian ada beberapa toko yang asbesnya rusak berterbangan dampak diterjang angin puting beliung,"ujar Babinsa.

Lebih lanjut Sertu Joko menambahkan, setelah hujan reda pihaknya bersama warga membantu memperbaiki atap yang rusak.

"Apa yang kami lakukan merupakan wujud kepedulian TNI terhadap kesulitan masyarkat, khususnya cepat tanggap dan siap siaga terhadap bencana alam. Sehingga langkah awal perbaikan ini jika sewaktu-waktu hujan turun barang yang ada didalam toko tidak basah," sambungnya. 

Babinsa juga menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada menghadapi cuaca ekstrim yang terjadi, apabila terjadi suatu bencana alam agar cepat dilaporkan kepada pihak-pihak terkait.

"Namanya musibah tidak ada yang tahu kapan datang, namun jika benar-benar sudah terjadi warga masyarakat hendaknya secepat menghubungi Babinsa, Bhabinkamtibmas serta BPBD agar segera ditangani,” pungkasnya.

Data sementara dampak dari musibah angin puting beliung meskipun korban jiwa tidak ada, setidaknya 4 rumah dan ruko pasar sayur di Dusun I , di Dusun 8 ada 18 rumah kesemuanya rata-rata mengalami kerusakan dibagian atap.(Sup)

Sumber : pendim0429/Lamtim

Babinsa Koramil 429-14/Jabung: STBM Memerlukan Kerjasama Berbagai Pihak



PRAMUDYAFM, LAMPUNG TIMUR- Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.

Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Mekar Karya, Kecamatan Waway Karya turut dihadiri oleh, Sekcam Edi Haryanto, Kades Mekar Jaya Triyono, Babinsa Sertu Eko Mardiansyah, Bhabinkamtibmas Bripka Julianto, Ka UPTD Puskesmas Mekar Karya Budi Susetio, S. Kep, Bidan Desa Novida beserta Kader Kesling dan Kader PHBS.

Babinsa Sertu Eko Mardiansyah sangat mendukung dengan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

"Beberapa indikator keberhasilan dari kegiatan ini diantaranya, penurunan angka kesakitan dan kematian, peningkatan kualitas air dan udara, pengurangan limbah dan polusi termasuk peningkatan kesadaran masyarakat", ujar Babinsa, Kamis (05/12/2024).

Lebih lanjut, Babinsa menyampaikan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) memang memerlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuannya.

"Dengan kerjasama yang efektif, terkhusus masyarakat sebagai pelaku utama dalam STBM, karena perubahan perilaku dan kesadaran akan sanitasi harus dimulai dari masyarakat itu sendiri. Sehingga STBM dapat mencapai tujuannya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menciptakan lingkungan yang sehat serta berkelanjutan", pungkasnya.

Diketahui, Outcome dan output kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah dua konsep yang berbeda. Output dari Suherman adalah hasil langsung dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam program STBM, sebagai contoh jumlah fasilitas sanitasi yang dibangun atau diperbaiki, jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan atau penyuluhan tentang sanitasi, jumlah desa yang telah dideklarasikan sebagai Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (ODF).

Sementara Outcome adalah hasil atau dampak yang diharapkan dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam program STBM. Dengan contoh perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan fasilitas sanitasi yang memadai, penurunan angka kesakitan atau kematian akibat penyakit yang terkait dengan sanitasi, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.(Sup)

Sumber :pendim0429/Lamtim

 
Kode AdSense Anda