GERBANGREPUBLIK.COM - (Lampung Timur). Wakil Bupati Lampung Timur, Zaiful Bokhari bersama Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A., melakukan prosesi Peletakan Batu Pertama Pembangunan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) di Desa Rajabasa Lama 1 Kecamatan Labuan Ratu Kabupaten Lampung Timur, Rabu (27/09/2017).
Hadir pula pada peletakan batu pertama itu Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Drs. H. Suhaili, M.Ag., Kepala Kementerian Agama Lampung Timur, Drs. H. Karwito, M.M., Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Lampung Timur, Yuliansyah, Forkopimda Lampung Timur, Camat Labuhan Ratu, Drs. Umar Dani, M.M., beserta Forkopimcam Labuhan Ratu.
Pada kesempatan itu Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A , menyampaikan terima kasihnya atas segala dukungan dalam mewujudkan berdirinya MAN IC Lampung Timur.
"Saya atas nama Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada seluruh masyarakat Lampung Timur atas dukungan, semangat dan komitmen kita untuk mewujudkan sebuah lembaga pendidikan yang bermutu dan berkualitas ini"
Disampaikan pula pada kesempatan itu oleh Kamaruddin bahwa terwujudnya pembangunan MAN IC di Kabupaten Lampung Timur adalah tidak lepas pula dari andil besar perjuangan Bupati Lampung Timur, Chusnunia dalam melakukan lobi ditingkat pusat untuk merealisasikan dan menempatkan salah satunya MAN IC dapat berdiri di Kabupaten Lampung Timur. Dan dalam segi lahannya MAN IC Lampung Timur merupakan termasuk yang paling luas.
Terpisah, terkait peletakan batu pertama pembangunan MAN IC Lampung Timur, Wakil Bupati Lampung Timur, Zaiful Bokhari, mengatakan, bahwa “dengan pembangunan MAN IC ini diharapkan Desa Rajabasa Lama 1 Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur ini dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.”
“Selain itu saya berharap, kita juga dapat meningkatkan mutu pendidikan yang tentunya bukan hanya dengan anggaran, tapi juga dengan cara-cara yang lain, seperti dengan cara menata kurikulum yang benar, bahan ajaran yang benar, metodologi dan cara mengajar yang benar, sistem evaluasi yang benar, sehingga dengan demikian outputnya akan benar.”
“Selanjutnya saya meminta kepada para pelajar mari kita belajar dengan serius dengan tujuan yang jelas dengan semangat yang tinggi agar mutu itu dapat dicapai. Kalau generasi kita bermutu tentunya kita akan terangkat, daerah kita akan maju, Kabupaten Lampung Timur akan mampu bersaing dengan daerah-daerah lainnya"
Selain prosesi peletakan batu pertama pembangunan MAN IC yang diawali oleh Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Repbulik Indonesia, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A., dan diteruskan Wakil Bupati Lampung Timur Zaiful Bukhori, S.T., M.M., dilakukan pula penyerahan bantuan kemanusiaan etnis muslim rohingya sebesar Rp. 50.230.000,- yang diserahkan oleh Kepala Kementerian Agama Lampung Timur, Drs. H. Karwito kepada Kabid Urais Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, H. Mukharam Ibrahim.(KEMAS)
Jumat, 29 September 2017
Jumat, 22 September 2017
BUPATI CHUSNUNIA JADI FIGUR PENELITI KAJIAN GENDER LIPI
GERBANGREPUBLIK.COM - (Lampung Timur). Bupati Lampung Timur, Chusnunia terpilih menjadi salah satu figur penelitian dari Tim Kajian Gender dan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hal itu diutarakan oleh Esty Ekawati, M.I.P., salah satu perwakilan dari tim kajian usai beraudiensi di Ruang Kerja Bupati Lampung Timur, Jum’at (22/09/2017).
Tim Kajian Gender dan Politik LIPI sendiri salah satu tugasnya adalah berupaya meneliti kepemimpian seorang politisi perempuan, guna menemukan suatu model strategi yang digunakan politisi dimaksud, mulai dari saat maju dalam pencalonan menjadi kepala daerah yang disesuaikan dengan kontek suatu daerah di mana sang politisi mencalonkan diri.
Menurut Peneliti LIPI yang berkantor di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 10 Jakarta itu, “beberapa hal yang menjadi kriteria seseorang ditetapkan sebagai figur penelitian timnya adalah dilihat dari segi kontek wilayah yaitu kontek yang melihat bagaimana suatu agama dan budaya berpengaruh terhadap kandidasi seorang perempuan dalam pencalonan.”
Kemudian dari segi kontek kekerabatan yakni suatu pencalonan politisi perempuan yang memperoleh dukungan dari sistem kekerabatan yang dimiliki. Dan selanjutnya adalah kontek modal sosial yakni modal politik yang dimiliki seorang kandidat perempuan yang berasal dari hasil pengolahan jaringan jaringan yang berasal daerah maupun pusat,” tambah Esty Ekawati.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Esty Ekawati, terpilihnya Ibu Chusnunia sebagai salah satu figur penelitiannya adalah lebih cenderung kepada kontek modal sosial.
“Untuk Ibu Chusnunia sejauh ini menurut kami berdasarkan pada kontek modal sosial, karena beliau mampu mengolah jaringan jaringan yang ada di daerah, begitu juga dengan jaringannya dipusat.”
“Selain itu menurut kami Ibu Chusnunia mampu mengeluarkan modal individunya secara baik, dengan tingkat pendidikannya juga baik, dengan latar belakang karir politiknya yang baik, serta berasal dari keluarga kalangan kiyai. Jadi itulah kontek modal sosial yang dimilikinya,” tambah anggota Tim Kajian Gender dan Politik dari LIPI tersebut.
Diketahui pula beberapa kepala daerah perempuan yang saat ini juga dijadikan figur penelitian yang akan dicetak dalam suatu buku dan akan dijadikan model dari pola kepemimpinan diantaranya adalah Bupati Grobogan Jawa Tengah, Sri Sumarni, Bupati Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti, dan Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany.(KEMAS
Tim Kajian Gender dan Politik LIPI sendiri salah satu tugasnya adalah berupaya meneliti kepemimpian seorang politisi perempuan, guna menemukan suatu model strategi yang digunakan politisi dimaksud, mulai dari saat maju dalam pencalonan menjadi kepala daerah yang disesuaikan dengan kontek suatu daerah di mana sang politisi mencalonkan diri.
Menurut Peneliti LIPI yang berkantor di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 10 Jakarta itu, “beberapa hal yang menjadi kriteria seseorang ditetapkan sebagai figur penelitian timnya adalah dilihat dari segi kontek wilayah yaitu kontek yang melihat bagaimana suatu agama dan budaya berpengaruh terhadap kandidasi seorang perempuan dalam pencalonan.”
Kemudian dari segi kontek kekerabatan yakni suatu pencalonan politisi perempuan yang memperoleh dukungan dari sistem kekerabatan yang dimiliki. Dan selanjutnya adalah kontek modal sosial yakni modal politik yang dimiliki seorang kandidat perempuan yang berasal dari hasil pengolahan jaringan jaringan yang berasal daerah maupun pusat,” tambah Esty Ekawati.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Esty Ekawati, terpilihnya Ibu Chusnunia sebagai salah satu figur penelitiannya adalah lebih cenderung kepada kontek modal sosial.
“Untuk Ibu Chusnunia sejauh ini menurut kami berdasarkan pada kontek modal sosial, karena beliau mampu mengolah jaringan jaringan yang ada di daerah, begitu juga dengan jaringannya dipusat.”
“Selain itu menurut kami Ibu Chusnunia mampu mengeluarkan modal individunya secara baik, dengan tingkat pendidikannya juga baik, dengan latar belakang karir politiknya yang baik, serta berasal dari keluarga kalangan kiyai. Jadi itulah kontek modal sosial yang dimilikinya,” tambah anggota Tim Kajian Gender dan Politik dari LIPI tersebut.
Diketahui pula beberapa kepala daerah perempuan yang saat ini juga dijadikan figur penelitian yang akan dicetak dalam suatu buku dan akan dijadikan model dari pola kepemimpinan diantaranya adalah Bupati Grobogan Jawa Tengah, Sri Sumarni, Bupati Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti, dan Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany.(KEMAS
Ike Edwin Terima Penghargaan Sebagai Kapolda Paling Fenomenal dan Terbaik Tahun 2016
Jakarta (DLO) – Tak disangka-sangka ternyata nama Irjen Pol Dr. Ike Edwin, SIK, SH, MH, MM yang kini menjabat Staf Ahli Kapolri Bidang Sosial Politik resmi ditetapkan sebagai Pemenang Nominasi Kategori Kapolda 2016 Paling Fenomenal dalam Penganugerahan Mitrapol Award.
Acara tersebut dilaksanakan di Wisma Bhayangkari, Mabes Polri, Kamis 7 September 2017 bertepatan dengan Penutupan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan Mitrapol bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Dewan Perss Indonesia sekaligus bersamaan Perkataan HUT Tabloid Mitrapol (Media Center Mitra Polri).
Dalam penilaiannya, Mitrapol Award melibatkan Panelis Profesional, Juri dan Laporan Jurnalis Mitrapol dari seluruh Biro dan Perwakilan di Daerah masing-masing. Dalam pertimbangannya Mantan Kapolda Lampung 2016 yang akrab disapa Dang Gusti tersebut dianggap sebagai Kapolda paling Fenomenal kala memimpin di Polda Lampung.
“Fenomal dalam artian prestasinya yang memikat masyarakat, dan calon pemenang Kapolda 2016 Paling Fenomenal ini, Dimasa kepemimpinanya saat menjadi Kapolda Lampung, beliau dikenal paling dekat dengan masyarakat, Kapolda paling mudah ditemui oleh warga, sukses mengubah status Polda dari Tipe B menjadi Tipe A dan programnya dinilai efektif serta fenomenal seperti Program berkantor di tenda dan berpindah-pindah tempat, Program Lampung Mengaji sebagai wadah kerukunan lintas agama dan suku serta Program Polisi ada dimana-mana yang sangat dirasakan dan bermanfaat untuk
Masyarakat”, Ujar pembaca Nominasi Mitrapol Award kala membacakan Pemenang. Dalam narasi yang dibacakan memang Mantan Wakapolda Sulsel tersebut banyak berkarya dan menjadikan Lampung dimasanya sebagai Masa Keemasan Kamtibmas di Polda kala itu. “Melalui karya-karyanya yang sangat luar biasa, maka kami menilai bahwa Pria yang biasa disapa Dang Gusti Ike Edwin ini sebagai Pemenang Kategori Kapolda 2016 paling Fenomenal 2016 melalui penilaian Juri dan Panelis kami”, imbuh pembaca Nominasi kalaaparkan Prestasi Jenderal Bintang Dua tersebut.
“Alhamdulillah, Puji Syukur kehadiray Allah SWT, atas semua ini, semua yang terjadi adalah Takdir Allah, sehingga apa yang terjadi kepada saya sudah menjadi kehendak Tuhan, yang terpenting bagi saya adalah, mampu berbuat yang membawa kemaslahatan bagi Masyarakat Lampung, dengan sekuat tenaga dan kemampuan saya”, kata Dang Gusti Ike Edwin kala memberikan Ucapan Terima saat menerima Mitrapol Award.
Perlu diketahui bahwa dimasa Kepemimpinan Dang Gusti, Lampung keluar dari daerah Konflik sehingga Pemprov Lampung meneria penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri sebagai Daerah bebas Konflik yang diserahkan oleh Mendagri kepada Gubernur Lampung Ridho Ficardo, Dang Gusti mampu menurunkan peringkat Narkoba daro peringkat ke 6 menjadibperingkat ke 16, dan Konflik Yang Ada Di lampung satu tahun rata2 58 x . Saat Dang Menjabat Sebagai kapolda Lampung Jumlah Konflik Menurun Drastis Hanya 3x saja . Untuk kontijensi satu tahun rata-rata Hanya 7x .
Saat Menjabat kapolda tidak ada kontijensi atau nihil . Dan Mampu menekan menurunkan angka gangguan kamtibmas sebanyak 32 % . Begal dan perampokan tidak ada . Sehingga dikatakan situasi keemasan kamtibmas dilampung Pada tahun 2016 .
Dan Pada tahun 2016 Pula lampung keluar dari zona merah pilkada . Sangat Banyak masyarakat lampung menilai kamtibmas sangat kondusif di masa Irjen pol Dr.Drs ike edwin SIK.SH.HM menjadi kapolda lampung tahun 2016 . Bisa disebut tahun keemasan kamtibmas di provinsi lampung . Bahkan sangat banyak masyarakat Dari Berbagai lapisan menginginkan irjen pol ike edwin . Menjadi gubernur lampungg . Mudah-mudahan pemain2 politik . Tokoh-tokoh partai politik didaerah dan pusat serta anggota DPR RI ,DPRD Provinsi , Dprd kab/kota bisa melihat dengan mata dan pikiran serta hati nurani , Ada calon kuat , Bermutu , Cerdas , Agamais . Puya banyak visi dan misi . yang mau mengabdi dengan tulus dan iklas. (znd)
Acara tersebut dilaksanakan di Wisma Bhayangkari, Mabes Polri, Kamis 7 September 2017 bertepatan dengan Penutupan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan Mitrapol bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Dewan Perss Indonesia sekaligus bersamaan Perkataan HUT Tabloid Mitrapol (Media Center Mitra Polri).
Dalam penilaiannya, Mitrapol Award melibatkan Panelis Profesional, Juri dan Laporan Jurnalis Mitrapol dari seluruh Biro dan Perwakilan di Daerah masing-masing. Dalam pertimbangannya Mantan Kapolda Lampung 2016 yang akrab disapa Dang Gusti tersebut dianggap sebagai Kapolda paling Fenomenal kala memimpin di Polda Lampung.
“Fenomal dalam artian prestasinya yang memikat masyarakat, dan calon pemenang Kapolda 2016 Paling Fenomenal ini, Dimasa kepemimpinanya saat menjadi Kapolda Lampung, beliau dikenal paling dekat dengan masyarakat, Kapolda paling mudah ditemui oleh warga, sukses mengubah status Polda dari Tipe B menjadi Tipe A dan programnya dinilai efektif serta fenomenal seperti Program berkantor di tenda dan berpindah-pindah tempat, Program Lampung Mengaji sebagai wadah kerukunan lintas agama dan suku serta Program Polisi ada dimana-mana yang sangat dirasakan dan bermanfaat untuk
Masyarakat”, Ujar pembaca Nominasi Mitrapol Award kala membacakan Pemenang. Dalam narasi yang dibacakan memang Mantan Wakapolda Sulsel tersebut banyak berkarya dan menjadikan Lampung dimasanya sebagai Masa Keemasan Kamtibmas di Polda kala itu. “Melalui karya-karyanya yang sangat luar biasa, maka kami menilai bahwa Pria yang biasa disapa Dang Gusti Ike Edwin ini sebagai Pemenang Kategori Kapolda 2016 paling Fenomenal 2016 melalui penilaian Juri dan Panelis kami”, imbuh pembaca Nominasi kalaaparkan Prestasi Jenderal Bintang Dua tersebut.
“Alhamdulillah, Puji Syukur kehadiray Allah SWT, atas semua ini, semua yang terjadi adalah Takdir Allah, sehingga apa yang terjadi kepada saya sudah menjadi kehendak Tuhan, yang terpenting bagi saya adalah, mampu berbuat yang membawa kemaslahatan bagi Masyarakat Lampung, dengan sekuat tenaga dan kemampuan saya”, kata Dang Gusti Ike Edwin kala memberikan Ucapan Terima saat menerima Mitrapol Award.
Perlu diketahui bahwa dimasa Kepemimpinan Dang Gusti, Lampung keluar dari daerah Konflik sehingga Pemprov Lampung meneria penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri sebagai Daerah bebas Konflik yang diserahkan oleh Mendagri kepada Gubernur Lampung Ridho Ficardo, Dang Gusti mampu menurunkan peringkat Narkoba daro peringkat ke 6 menjadibperingkat ke 16, dan Konflik Yang Ada Di lampung satu tahun rata2 58 x . Saat Dang Menjabat Sebagai kapolda Lampung Jumlah Konflik Menurun Drastis Hanya 3x saja . Untuk kontijensi satu tahun rata-rata Hanya 7x .
Saat Menjabat kapolda tidak ada kontijensi atau nihil . Dan Mampu menekan menurunkan angka gangguan kamtibmas sebanyak 32 % . Begal dan perampokan tidak ada . Sehingga dikatakan situasi keemasan kamtibmas dilampung Pada tahun 2016 .
Dan Pada tahun 2016 Pula lampung keluar dari zona merah pilkada . Sangat Banyak masyarakat lampung menilai kamtibmas sangat kondusif di masa Irjen pol Dr.Drs ike edwin SIK.SH.HM menjadi kapolda lampung tahun 2016 . Bisa disebut tahun keemasan kamtibmas di provinsi lampung . Bahkan sangat banyak masyarakat Dari Berbagai lapisan menginginkan irjen pol ike edwin . Menjadi gubernur lampungg . Mudah-mudahan pemain2 politik . Tokoh-tokoh partai politik didaerah dan pusat serta anggota DPR RI ,DPRD Provinsi , Dprd kab/kota bisa melihat dengan mata dan pikiran serta hati nurani , Ada calon kuat , Bermutu , Cerdas , Agamais . Puya banyak visi dan misi . yang mau mengabdi dengan tulus dan iklas. (znd)
Rabu, 20 September 2017
Pandangan Politik Menurut , Chusnunia Chalim
BANDAR LAMPUNG(PBO)-, Dunia politik bagi pandangan sebagaian besar orang adalah dunia yang keras, penuh intrik dan saling sikut menyikut sehingga amat diidentikan sebagai dunianya kaum laki laki. Namun hal itu tidak berlaku bagi seorang Chusnunia Chalim, Bupati Lampung Timur yang juga merupakan seorang politikus perempuan asal Desa Karang Anom, Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampunng Timur.
Baginya berpolitik itu sama seperti bidang bidang yang lain, “ini hanya soal berjejaring, soal berkomunikasi dengan pihak lain, berkomunikasi dengan publik dan sebagainya,” ungkap Chusnunia saat menjadi narasumber tunggal pada Kuliah Umum di STKIP PGRI Bandar Lampung pada Senin 18 September 2017 lalu.
Dalam acara yang mengusung tema “Peran Wanita Dalam Membangun Bangsa” tersebut Chusnunia berpandangan bahwa untuk membangun bangsa bukan zamannya lagi memisahkan peran antara perempuan dan laki laki.
“Untuk membangun bangsa ini bukan masanya lagi saling mengkotak kotakkan antara perempuan dan laki laki. Namun, yang terpenting adalah dapat melakukan sesuai kompetensi masing-masing, karena setiap orang punya perannya masing masing,” tutur Chusnunia di depan sekitar lima ratusan mahasiswa STKIP PGRI Bandar Lampung.
Lebih lanjut dikatakan oleh bupati perempuan pertama di Provinsi Lampung itu, bahwa untuk melakukan hal hal yang bisa dilakukan laki laki, kaum perempuan tidak mesti harus bergaya seperti laki laki.
“Didunia politikpun saya tidak berubah, tetap menjadi perempuan yang santun. Jadi tantangannya sebagai perempuan dengan stereotip lemah, tidak mampu dan sebagainya, saya jawab dengan cara kita bekerja secara smart,” tambahnya.
Pada kesempatan yang juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Pendidikan STKIP PGRI Bandar Lampung, Dra. Hj. Siti Suratini Zain dan Ketua STKIP PGRI Bandar Bandar Lampung, Dr. Wayan Satria Jaya, M.Si., tersebut, Chusnunia juga menekankan akan arti pentingnya untuk selalu berbuat kebaikan.
“Bila ada kesalahan segeralah kembali kepada kebaikan. Dimana kita berlaku baik, berniat baik dan setia kepada kebaikan, yakinlah alam raya ini akan menyediakan kebaikan untuk kita,” cetus Chusnunia.(Hr)
Baginya berpolitik itu sama seperti bidang bidang yang lain, “ini hanya soal berjejaring, soal berkomunikasi dengan pihak lain, berkomunikasi dengan publik dan sebagainya,” ungkap Chusnunia saat menjadi narasumber tunggal pada Kuliah Umum di STKIP PGRI Bandar Lampung pada Senin 18 September 2017 lalu.
Dalam acara yang mengusung tema “Peran Wanita Dalam Membangun Bangsa” tersebut Chusnunia berpandangan bahwa untuk membangun bangsa bukan zamannya lagi memisahkan peran antara perempuan dan laki laki.
“Untuk membangun bangsa ini bukan masanya lagi saling mengkotak kotakkan antara perempuan dan laki laki. Namun, yang terpenting adalah dapat melakukan sesuai kompetensi masing-masing, karena setiap orang punya perannya masing masing,” tutur Chusnunia di depan sekitar lima ratusan mahasiswa STKIP PGRI Bandar Lampung.
Lebih lanjut dikatakan oleh bupati perempuan pertama di Provinsi Lampung itu, bahwa untuk melakukan hal hal yang bisa dilakukan laki laki, kaum perempuan tidak mesti harus bergaya seperti laki laki.
“Didunia politikpun saya tidak berubah, tetap menjadi perempuan yang santun. Jadi tantangannya sebagai perempuan dengan stereotip lemah, tidak mampu dan sebagainya, saya jawab dengan cara kita bekerja secara smart,” tambahnya.
Pada kesempatan yang juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Pendidikan STKIP PGRI Bandar Lampung, Dra. Hj. Siti Suratini Zain dan Ketua STKIP PGRI Bandar Bandar Lampung, Dr. Wayan Satria Jaya, M.Si., tersebut, Chusnunia juga menekankan akan arti pentingnya untuk selalu berbuat kebaikan.
“Bila ada kesalahan segeralah kembali kepada kebaikan. Dimana kita berlaku baik, berniat baik dan setia kepada kebaikan, yakinlah alam raya ini akan menyediakan kebaikan untuk kita,” cetus Chusnunia.(Hr)
Selasa, 19 September 2017
Syal Tapis Lamtim jadi Brand Ambassador di Jerman
TRANSLAMPUNG.COM, JERMAN – Upaya Pemerintah Kabupaten Lampung Timur (Pemkab Lamtim) melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) mengenalkan dan memasarkan produk hasil kerajinan khas masyarakat Kabupaten Lamtim pada ajang Pasar Hamburg 2017.
Syal Tapis buah tangan masyarakat Kabupaten Lamtim dijadikan Brand Ambasador Market Tourism antara Kota Elbtalaue di Jerman Utara yang diwakili langsung oleh Bupati Elbtalaue, Mr. Meyer dengan Kabupaten Lamtim yang diwakili oleh Mr. Muller Manulu dari Ikatan Ahli Sarjana Indonesia Jerman menjadi penanda awal dimulainya penjajakan kerjasama.
Pasar Hamburg 2017 yang saat ini dilaksanakan di Messehalle Hamburg, Jerman adalah gelaran tahun kelima kalinya dan telah menjadi simbol eksistensi Indonesia di Eropa khusus di Jerman
Berbagai produk kerajinan khas Kabupaten Lamtim yang dipamerkan antara lain kain tapis, kopiah tapis, tas tapis, selendang tapis, sulam usus.
Selain itu ada juga kerajinan dari bambu seperti radio bambu, tas bambu, lampu bambu, tempat tisu bambu. Dan kerajinan dari lidi berupa piring, tempat buah, tempat tisu serta masih di tambah lagi kerajinan yang berasal dari tempurung kelapa yang diubah menjadi aksesoris kalung dan gantungan kunci.
Dikatakan oleh Mr. Muller bahwa, “ini adalah baru tahap awal perkenalan produk Kabupaten Lamtim, masih berupa penjajakan kemungkinan kerjasama. Dan untuk melangkah lebih lanjut ke tahap kerjasama yang sesungguhnya, masih ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan lagi,” terangnya.
“Namun demikian pada saat itu dapat tercermin atusiasme yang tinggi dari warga Jerman akan produk kerajinan khas asal Kabupaten Lamtim,” tambahnya.
Tak ketinggalan Bupati Lamtim, Chusnunia yang berkesempatan hadir waktu itu turut pula menawarkan berbagai produk kerajinan khas Kabupaten Lamtim kepada para pengunjung di Jerman. (kemas)
Syal Tapis buah tangan masyarakat Kabupaten Lamtim dijadikan Brand Ambasador Market Tourism antara Kota Elbtalaue di Jerman Utara yang diwakili langsung oleh Bupati Elbtalaue, Mr. Meyer dengan Kabupaten Lamtim yang diwakili oleh Mr. Muller Manulu dari Ikatan Ahli Sarjana Indonesia Jerman menjadi penanda awal dimulainya penjajakan kerjasama.
Pasar Hamburg 2017 yang saat ini dilaksanakan di Messehalle Hamburg, Jerman adalah gelaran tahun kelima kalinya dan telah menjadi simbol eksistensi Indonesia di Eropa khusus di Jerman
Berbagai produk kerajinan khas Kabupaten Lamtim yang dipamerkan antara lain kain tapis, kopiah tapis, tas tapis, selendang tapis, sulam usus.
Selain itu ada juga kerajinan dari bambu seperti radio bambu, tas bambu, lampu bambu, tempat tisu bambu. Dan kerajinan dari lidi berupa piring, tempat buah, tempat tisu serta masih di tambah lagi kerajinan yang berasal dari tempurung kelapa yang diubah menjadi aksesoris kalung dan gantungan kunci.
Dikatakan oleh Mr. Muller bahwa, “ini adalah baru tahap awal perkenalan produk Kabupaten Lamtim, masih berupa penjajakan kemungkinan kerjasama. Dan untuk melangkah lebih lanjut ke tahap kerjasama yang sesungguhnya, masih ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan lagi,” terangnya.
“Namun demikian pada saat itu dapat tercermin atusiasme yang tinggi dari warga Jerman akan produk kerajinan khas asal Kabupaten Lamtim,” tambahnya.
Tak ketinggalan Bupati Lamtim, Chusnunia yang berkesempatan hadir waktu itu turut pula menawarkan berbagai produk kerajinan khas Kabupaten Lamtim kepada para pengunjung di Jerman. (kemas)
Langganan:
Postingan (Atom)