WartaPramudya--Sukadana--Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Lampung Timur melakukan sosialisasi program kerja melalui talkshow bertajuk "Kebersamaan dalam Keanekaragaman" di Radio Pramudia lestari 100,8 FM.
Talkshow menghadirkan Darmuji Kepala Badan Kesbangpol mewakili Bupati Lampung Timur M. Dawam Rahardjo, Sopiyan Subing Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Lampung Timur, Abdul Malik Batu Batu salah satu anggota FPK dari etnis Batak.
Dalam penyampaiannya Darmuji mengatakan bahwa FPK adalah salah satu organ di bawah Kesbangpol yang berfungsi sebagai wadah informasi, komunikasi, konsultasi dan kerjasama antar warga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebangsaan.
"Keragaman suku etnis dan budaya merupakan kekayaan dan keindahan bagi bangsa indonesia dibanyak negara keragaman itu menjadi ancaman dan penyebab perpecahan, maka pemerintah salah satunya melalui FPK melakukan pembinaan dan penataan". Jelasnya
Sementara itu Sopiyan Subing pemerhati pembangunan yang juga Ketua FPK Lampung Timur mengatakan bahwa Indonesia lahir dari sebuah ide besar yaitu tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kenapa ini besar karena dulu setiap etnis atau suku yang hidup di lebih kurang 17.000 Pulau, ada 400 etnis dan 1.430 suku itu berdaulat, memiliki wilayah dan tatanan hidup sendiri, maka cita-2 NKRI itu bukan ide kecil dan bersyukur Bangsa Indonesia bisa meraihnya dengan baik, tidak ada cerita berebutan wilayah, satu suku dengan yang lainnya melakukan pendudukan dan penaklukan.
"Sejarah pembentukan NKRI itu harus senantiasa diingat yaitu kesepakatan (musyawarah-red) secara suka rela suku-suku, yang salah satu deklarasinya pada tanggal 28 Oktober 1928 yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda, jadi itu terjadi 17 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan. Dengan demikian suku dan etnis Indonesia itu menjadi bahan baku berdirinya NKRI, semestinya nilai-nilai luhur atau budaya yang dianut oleh suku-suku itu menjadi orientasi atau spirit atau ruh pembangunan diseluruh wilayah NKRI". Papar Sopiyan Subing
Lebih lanjut Sopiyan Subing mengatakan bahwa Lampung Timur memiliki kearifan lokal yang luar biasa, lebih kaya bahkan lebih kaya dari kota kabupaten di Lampung lainnya, masyarakat kita punya siger lekuk 9 punya Abung, punya siger lekuk 7 bunga mekar di Keratuan Melinting, punya siger lekuk 5 di Kebandaran Sekampung Limo Migo, dan ada desa di Sekampung Libo pakai siger seperti yang jadi menara siger di Bakauheni jadi ada kearifan lokal itu tidak dimiliki Kabupaten atau Kota yang lain, mestinya ini menjadi inspirasi pembangunan. tapi faktanya belum, bahkan ketika kita minta bantu dengan mesin pintar bernama google yang banyak urusan di dunia bisa dijawabnya tapi ketika kita tanya tentang icon Lampung Timur ternyata google tak bisa menemukannya atau menjawabnya, maka harus kembali kemenu utama, apa yang anda pikirkan ?". Tambah Sopiyan Subing
Sedangkan Abdul Malik Batu Bara dari etnis Batak yang pernah menjadi anggota legeslatif di Kabupaten Lampung Timur menyampaikan sudah saat Pemerintah Kabupaten Lampung Timur melakukan upaya yang lebih serius dengan membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang pelestarian adat dan budaya di Lampung Timur sehingga upaya-upaya yang dilakukan memiliki dasar hukum yang kuat.
"Kita melihat daerah-daerah yang memiliki icon daerah akan lebih cepat dikenal karena mampu mengangkat nilai lebih yang dimiliki daerahnya'. Jelas Abdul Malik Batu Baru
Dipenghujung talkshow ketiga nara sumber sepakat untuk memberikan rekomendasi kepada kepala daerah dan mengagendakan untuk melakukan audiensi kepada pembina FPK yaitu Kodim, Polres, Pengadilan Negeri, Kejaksaan dan lainnya dengan tema Budaya Sebagai Benteng Terdalam NKRI karena masalah-masalah yang terjadi di masyarakat seperti penyalahgunaan narkoba, kriminal dan juga terorisme terjadi karena memudarnya nilai-nilai luhur atau budaya di dalam masyarakat.(af)